Evaluasi PLTA Koto Panjang Mendesak: Warga Dirugikan, Audit AMDAL Harus Dilakukan

By Bermadah 11 Mar 2025, 12:53:22 WIB Pelalawan
Evaluasi PLTA Koto Panjang Mendesak: Warga Dirugikan, Audit AMDAL Harus Dilakukan

BERMADAH.CO.ID, PELALAWAN –
Permasalahan banjir yang terus melanda wilayah sekitar Sungai Kampar kembali menjadi sorotan. Kali ini, desakan agar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang dievaluasi semakin menguat. Maruli Silaban, SH.,selaku Koordinator Tim Hukum dan Advokasi Forum Peduli Sungai Kampar (FPSK), Selasa, 11 Maret 2025, menegaskan bahwa pemerintah harus segera melakukan audit komprehensif terhadap produktivitas dan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PLTA tersebut.

"Jika terus dibiarkan, kerugian masyarakat akan semakin besar. Audit dan evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan agar tidak ada lagi korban akibat banjir yang selalu terjadi setiap kali spillway PLTA Koto Panjang dibuka," ujar Maruli, Selasa (11/3).

Posko Pengaduan Dibuka, Kerugian Warga Menggunung. Sebagai langkah konkret, FPSK membuka Posko Pengaduan Korban Banjir untuk mendata kerugian warga terdampak. Wilayah yang paling parah terkena dampak adalah Jalan Lintas Timur, KM 83, Kabupaten Pelalawan, serta daerah lain di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar.

Banjir ini menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Sebagian menyalahkan curah hujan tinggi, sementara yang lain menuding manajemen air PLTA yang buruk sebagai penyebab utama. Data menunjukkan bahwa setiap kali pintu spillway PLTA dibuka, banjir langsung melanda daerah hilir.

“Air dengan debit besar yang dilepaskan ke Sungai Kampar tidak dapat ditampung dengan baik, sehingga wilayah-wilayah di sekitarnya terendam. Masyarakat harus terus menanggung dampaknya tanpa ada solusi konkret dari pihak terkait,” tegas Maruli.

Data PLTA Koto Panjang: Debit Air Tak Terkendali.

Pada 1 Maret 2025, PLTA Koto Panjang membuka lima pintu spillway dengan ukuran 5 x 170 cm. Akibatnya, total debit air yang dikeluarkan meningkat drastis:
Outflow Turbin: 339,57 m³/s
Outflow Spillway: 1210,2 m³/s
Total Outflow: 1549,47 m³/s
Lebar rata-rata Sungai Kampar: 143 meter

Debit air yang sangat besar ini jelas tidak mampu ditampung oleh sungai, sehingga banjir meluas ke berbagai daerah, termasuk Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan.

Desakan DPRD Riau: Audit AMDAL & Evaluasi Manajemen Air.

Menanggapi krisis ini, H. Abdullah, M.Pd., anggota DPRD Provinsi Riau dari Fraksi PKS, menegaskan bahwa PLTA Koto Panjang harus diaudit dan kebijakan pengelolaan airnya diperbaiki. Ia juga mendorong diadakannya hearing lanjutan di DPRD Riau guna membahas langkah konkret pencegahan bencana serupa di masa depan.

Menurutnya, selain evaluasi AMDAL, beberapa langkah mendesak yang harus segera diterapkan meliputi:
1. Reboisasi DAS – Menghijaukan kembali hulu PLTA agar daya serap air meningkat.
2. Normalisasi Sungai & Waduk – Mencegah pendangkalan waduk agar kapasitas tampung air tetap optimal.
3. Evaluasi SOP PLTA – Mengembangkan sistem pelepasan air yang lebih terkendali dan tidak merugikan masyarakat.
4. Pembangunan Tanggul & Pemasangan Water Level Control – Memantau debit air dari hulu hingga hilir untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.

“Banjir yang berulang ini bukan sekadar bencana alam, tetapi lebih kepada persoalan tata kelola air yang buruk. Jika pemerintah dan pengelola PLTA tidak segera berbenah, masyarakat akan terus menjadi korban setiap tahunnya,” tegas Abdullah.

Masyarakat Tuntut Kejelasan: Sampai Kapan Harus Menderita?

Masyarakat yang terdampak kini menuntut kepastian. Mereka tidak ingin setiap musim hujan selalu dihantui ketakutan akan banjir akibat PLTA. Jika pemerintah dan pengelola PLTA tidak segera mengambil langkah serius, maka bukan tidak mungkin aksi yang lebih besar akan digelar sebagai bentuk protes.

“Ini sudah terlalu sering terjadi. Kami tidak mau hanya diberikan janji-janji tanpa ada tindakan nyata. Audit harus segera dilakukan, dan jika terbukti ada kesalahan manajemen, maka harus ada pertanggungjawaban!” ujar seorang warga terdampak di Pelalawan.

Banjir akibat pembukaan spillway PLTA Koto Panjang bukanlah kejadian pertama, dan jika tidak ada evaluasi serta kebijakan yang lebih baik, kejadian serupa akan terus berulang. Kini, masyarakat menunggu apakah pemerintah, pengelola PLTA, dan pihak terkait benar-benar serius dalam menangani permasalahan ini atau hanya sekadar memberikan janji manis.(EP)




Berita Terkait

Berita Populer

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Teknologi

Read More

Jajak Pendapat



Komentar Terakhir

  • PelangiQQ

    Ah.. paling bentar ajaa tu - Dapatkan bonus melimpah untuk member baru !! Hanya di ...

    View Article
  • Pelangipoker

    Semoga hukum dapat ditegakkan walaupun melawan orang berduit - Dapatkan bonus untuk member baru ...

    View Article
  • Pokerpelangi

    Udah dapat keja lain mungkin. Habis lama kali diterima PNS - Poker online bonus terbesar untuk ...

    View Article

Video Terbaru

View All Video