
- Rapat Kerja KONI Kabupaten Rokan Hilir
- Disaksikan Ribuan Warga, Estafet Kirab Pemilu 2024 Diserahkan Kepada KPU Kota Pekanbaru
- Bersama Sejumlah Tokoh, Eddy Yatim Terima Anugerah PWI Riau Award 2023
- Kepulauan Meranti Raih Peringkat Ketiga PK Stunting 2023
- Patroli Bersama Polsek Kuala Kampar & Koramil 015 KK Cegah Karhutla
- Buka MTQ Tebingtinggi Timur, H Asmar: Tahun ini Jalan Poros STB-Lukun Diperbaiki
- Penanggulangan Karhutla di Wilayah Koramil 06/PWK Sabak Auh Minggu 28 Mei
- Minggu 28 Mei, Babinsa Koramil 06/ PWK Sabak Auh Laksanakan Komsos di Kampung Bungaraya
- Minggu 28 Mei, Babinsa Koramil 02/SA Giat Babinsa masuk Dapur warga binaan
- Minggu 28 Mei, Pendampingan Penyemprotan Disinsfektan PMK URC Ternak di Kampung Sungai Limau
Antisipadi Rudal Hipersonik Rusia dan China, AS Bikin 14 Satelit Pelacak Peluru Kendali

Keterangan Gambar : Foto/Space.com/L3Harris.(sindonews.com)
BERMADAHCO.ID, AMERIKA SERIKAT -
Akan ditempatkan di orbit rendah bumi, Amerika Serikat (AS) mengembangkan sistem peringatan rudal dengan membuat 14 satelit pelacak peluru kendali. Diberitakan, untuk membangun infrastruktur tersebut, Badan Pengembangan Antariksa (Space Development Agency's/SDA) mendapat tambahan anggaran Rp8 triliun (USD550 juta).
Media memberitakan, pembuatan 14 satelit pelacak rudal dipercayakan kepada Maxar Technologies untuk memberikan indikasi global terbatas, peringatan, dan pelacakan ancaman rudal konvensional dan canggih, termasuk sistem rudal hipersonik.
Senjata hipersonik yang mampu bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lebih, adalah fokus militer Amerika Serikat serta beberapa negara adidaya. Sehububgan debgan hal itu, RUU pengeluaran kongres mengalokasikan tambahan USD550 juta pada tahun fiskal 2022 untuk mempercepat pengembangan Tranche 1, set satelit kedua. Alokasi tersebut terjadi karena SDA telah membunyikan alarm tanda waspada terhadap pengembangan kendaraan hipersonik Rusia dan China.
Diberitakan media pula, sistem pelacakan rudal SDA sekarang mengembangkan lapisan pelacakan Tranche 1, yang akan meningkatkan Tranche 0, set pertama dari 28 satelit yang akan diluncurkan dengan SpaceX mulai bulan September. Untuk Tranche 0, delapan satelit lapisan pelacakan akan digunakan untuk mendeteksi ancaman dan mengirim informasi ke 20 satelit pelacakan, yang dapat mengirim data yang mereka ke platform senjata.
Seperti konstelasi awal, Tranche 1 juga akan mencakup 28 satelit sensor inframerah yang sekarang diperkirakan menelan biaya USD2,5 miliar, menurut laporan SpaceNews mengutip seorang pejabat anonim dari Departemen Pertahanan.
L3 Harris disebutkan memiliki bagian USD700 juta dari kontrak SDA Tranche 1, yang berjumlah USD1,3 miliar. Selama briefing bulan Juli, Direktur SDA Derek Tournear mengatakan bahwa Tranche 1 akan menjadi satelit pertama yang menargetkan kendaraan manuver hipersonik, dan secara langsung menghubungkan aktivitas China dan Rusia. “Satelit-satelit ini secara khusus dirancang untuk mengejar ancaman versi generasi berikutnya di luar sana,” kata dia.
Adapun pengumuman baru Maxar mengacu pada satelit batch kedua, yang akan diluncurkan L3Harris pada tahun 2025. Pada Juni, program pertahanan rudal hipersonik AS mempersempit ruang lingkup pengembangan hipersoniknya menjadi dua prototipe yang diproduksi oleh Northrop Grumman dan Raytheon Missiles. Selain itu, Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA) sedang mengembangkan program pencegat rudal hipersonik.(***)
Sumber: sindonews.com
Berita Terkait
- Lebih 155 Hari Perang Rusia-Ukraina, Sejauh Ini Siapa yang Menang?0
- Ini Dia Kapal Selam Baru Rusia, Terpanjang di Dunia7
- Heboh! Puluhan Mayat Ditemukan di Dalam Truk Trailer0
- Rusia Bombardir Kota Severodonetsk Ukraina0
- Presiden Rusia Vladimir Putin Telepon Presiden Palestina Usai Sindir Israel1
- Israel Ikut Campur Perang Ukraina, Rusia Sindir Konflik Palestina0
- Balas Serangan Ukraina, Rusia Akan Gempur Kiev0
- Pemimpin Chechen: Lebih 1.000 Marinir Ukraina Menyerah di Mariupol0
- Perang Berlanjut, Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina dan Hancurkan Gudang Amunisi0
- Berikut Profil Ramzan Kadyrov, Presiden Chechnya Pendukung Rusia Ketika Perang dengan Ukraina0
Berita Populer
- Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Peran Forum Anak Siak Sangat Penting
- Tenggelam 300 Tahun, Kapal Harta Karun Senilai Rp240 Triliun Ditemukan
- Dibangun dengan Dana Lebih Rp4 Triliun, Begini Kemewahan Rumah Termahal Sejagat
- Pesawat Jatuh Timpa Halaman Rumah, Seluruh Penumpang Tewas
- Ini Ramuan Ala Rumahan Atasi Kerutan di Bawah Mata
- Akhirnya, Bayi yang Ditemukan dalam Kantong Plastik, Kini Memiliki Orangtua Angkat
- Pelaku Begal Tewas Dicelurit Korbannya
- Dipadati Ribuan Jamaah, Ustadz Yusuf Mansur Ajak Umat Muslim Bali Bersedekah
- Jadi Mualaf dan Mulai Puasa, Kiper Timnas Swedia : Menjadi Muslim, Saya Menemukan Agama Yang Indah
