
- Minggu 23 September Babinsa Koramil 02/Sungai Apit Komsos bersama warga di Kampung Tanjung Kuras
- Penanggulangan Karhutla di Wilayah Koramil 02/Sungai Apit Sabtu tanggal 23 September
- Tahun Depan RT dan RK di Siak Terima Jamsostek
- Kegiatan Kampung Pancasila Koramil 06/Sabak Auh, Sabtu tanggal 23 September
- Penanggulangan Karhutla di Wilayah Koramil 06/PWK Sabak Auh Sabtu 23 September
- Kapolres Pelalawan Silaturahmi Harmoni Kepada Tokoh Agama
- Hadiri Tasyakuran Milad Ke-4 PP Darul Fikri Selat Panjang, Ini Kata Masrul Kasmy
- Kapolres Beri Penghargaan Kepada Tiga Polwan Polres Pelalawan Berprestasi
- Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat, Alfedri Serahkan Mobil Ambulan
- Polsek Kelayang Juber Rumdah di Masjid Babussalam Desa Sungai Golang
Peneliti Temukan Laut Bawah Tanah di Pluto

Keterangan Gambar : Ilustrasi air di Pluto. (Foto: NASA). (cnnindonesia.com)
BERMADAH.CO.ID - Peneliti terbaru menemukan Planet Pluto memiliki laut di bawah tanah. Dari hasil penelitian menunjukkan, lautan ini ada sejak awal kehidupan Pluto.
Peneliti juga menduga lautan ini merupakan salah satu faktor potensi Pluto untuk menopang kehidupan.
Penelitian sebelumnya, Pluto berasal dari batuan es yang menggumpal bersama di Sabuk Kuiper. Dan, objek ini adalah cincin yang berada di luar orbit Neptunus.
"Ketika kita melihat Pluto hari ini, kita melihat dunia beku yang sangat dingin, dengan suhu permukaan sekitar 45 Kelvin [minus 380 derajat Fahrenheit, dan minus 228 derajat Celcius]," kata pemimpin penulis studi, Carver Bierson, seorang ilmuwan planet di Universitas California.
Diberitakan, walaupun ada bukti bahwa Pluto saat ini memiliki lautan cair di bawah permukaan beku yang tebal, para peneliti menduga laut di bawah tanah ini mulai berkembang setelah Pluto terbentuk.Tepatnya, setelah es mencair akibat panas dari unsur-unsur radioaktif yang berada di dalam inti Pluto.
"Saya merasa luar biasa bahwa dengan melihat geologi yang tercatat di permukaan itu, kita dapat menyimpulkan bahwa Pluto memiliki formasi yang cepat dan keras yang menghangatkan bagian dalam sehingga membentuk samudera air bawah permukaan,"
Para peneliti menganalisa apa yang disebut "fitur ekstensional" di permukaan Pluto. Air mengembang saat membeku, sehingga ketika bagian Pluto mendingin, permukaan Pluto meluas, sehingga menghasilkan struktur ekstensional tersebut.
Dilansir dari Discover, hal serupa terjadi ketika manusia memasukkan gelas yang berisi air ke dalam lemari pendingin es. Gelas akan retak apabila ditinggalkan semalaman, sebab es tersebut mengembang atau meluas.
Ketika air membeku, molekul-molekul di dalamnya membentuk struktur kristal yang membuat es kurang padat. Itu sebabnya es batu mengapung di gelas, dan mengapa air padat ini juga mengembang.
Ilmuwan membandingkan pengamatan geologis Pluto yang ditangkap oleh pesawat ruang angkasa New Horizons NASA pada 2015 dengan berbagai model asal muasal dan evolusi Pluto.
Disebutkan, jika Pluto sejak awal merupakan planet yang dingin, maka cangkangnya yang beku akan mengalami kompresi di awal sejarah dunia ketika panas dari unsur-unsur radioaktif melelehkan es.
Permukaannya akan meluas setelah unsur-unsur radioaktif ini rusak dan Pluto mulai mendingin. Namun, mereka menemukan bagian paling kuno dari permukaan Pluto yang dicitrakan pada resolusi tinggi tidak menunjukkan tanda-tanda kompresi yang jelas.
Jika Pluto memiliki dari awal bukan merupakan planet yang dingin, panas, maka pada permukaan Pluto akan terlihat bukti geologis melalui pembentukan pengembangan. Hal ini menyebabkan cangkang es tumbuh dengan cepat sehingga menghasilkan fitur ekstensional di awal sejarah Pluto.
Dilansir dari Space, pembekuan ini akan berhenti ketika panas dari radioaktif menurun dan perlahan-lahan menciptakan struktur ekstensional dari waktu ke waktu.
Peneliti menemukan bahwa Pluto bukanlah planet beku sejak awal kelahirannya. Kondisi ini dikatakan terlihat dari retakan di permukaan Pluto. Layaknya retakan di gelas yang disebabkan oleh es yang membeku.
"Saya pikir implikasi yang paling menarik adalah bahwa lautan di bawah permukaan mungkin umum di antara objek besar Sabuk Kuiper ketika mereka terbentuk," kata Bierson.
Temuan ini menunjukkan bahwa Pluto dan planet kerdil lainnya di Sabuk Kuiper, seperti Eris, Makemake dan Haumea, mungkin memiliki lautan di bawah permukaan sejak terbentuk.
Sehubungan dengan temuan air ini akan memberikan penilaian berbeda terhadap potensi habitat di planet-planet.
"Pada titik ini, kita tidak tahu bahan-bahan atau resep yang diperlukan agar kehidupan muncul di dunia mana pun. Namun, kami pikir air cair adalah unsur penting, dan karya ini menunjukkan bahwa Pluto sudah lama memilikinya," terangnya.(***)
Sumber: cnnindonesia.com
Berita Terkait
- Buru Kehidupan di Luar Bumi, NASA Libatkan Ilmuan dari 24 Negara0
- Fenomena Salju Merah Muncul di Antartika0
- Tertangkap Teleskop di Hawaii, Begini Detil Permukaan Matahari7
- Suhu Planet Terpanas di Ekstrasurya Ini Diketahui Capai 4.300 Derajat Celcius0
- Ini Cara Ilmuwan Mengubah Debu Menjadi Oksigen di Bulan0
- Misi ke Bulan, Pesawat Ruang Angkasa India Hilang Kontak7
- Ekspansi Jaringan Baru 4G Plus Indosat Ooredoo Semakin Meluas di Wilayah Pekanbaru1
- Selama Perayaan Natal 2018, Jaringan Indosat Ooredoo Layani Pelanggan dengan Baik0
- Objek Dikabarkan Planet Terjauh dari Bumi Ditemukan0
- Kini, Xpander Jadi Pilihan Kendaraan Operasional Garuda Indonesia0
Berita Populer
- Panglima TNI Mutasi Jabatan 329 Perwira Tinggi
- Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Peran Forum Anak Siak Sangat Penting
- Tenggelam 300 Tahun, Kapal Harta Karun Senilai Rp240 Triliun Ditemukan
- Dibangun dengan Dana Lebih Rp4 Triliun, Begini Kemewahan Rumah Termahal Sejagat
- Pesawat Jatuh Timpa Halaman Rumah, Seluruh Penumpang Tewas
- Ini Ramuan Ala Rumahan Atasi Kerutan di Bawah Mata
- Akhirnya, Bayi yang Ditemukan dalam Kantong Plastik, Kini Memiliki Orangtua Angkat
- Pelaku Begal Tewas Dicelurit Korbannya
- Dipadati Ribuan Jamaah, Ustadz Yusuf Mansur Ajak Umat Muslim Bali Bersedekah
